Wednesday, 6 January 2010

Legenda Jaka Tole

Alkisah, di pulau Madura ada sebuah desa, namanya Pakadhangan. Desa ini termasuk wilayah Kabupaten Sumenep. Seorang pandai besi sangat terkenal bernama Empu Keleng, Empu Keleng mempunyai seorang anak angkat bernama joko tole. Ayah kandung Joko Tole adalah seorang raja yang bernama Adipeday. Ia sedang bertapa di gunung Ghegher. Ibunya bernama Raden Ayu Pottre Koneng, bertapa di gunung Pajhuddhan, wilayah Pamekasan.

Saat itu Kerajaan Majapahit bertahta seorang raja bernama Sri Baginda Brawijaya. Ia memerintahkan membuat pintu gerbang besi yang besar dan megah. Empu Keleng dipanggil untuk ikut melaksanakan pembuatannya. Ia pun berangkat ke Majapahit.

Pintu gerbang Majapahit sudah dikerjakan selama setahun tetapi belum selesai. Para pandai besi merasa terlalu lama meninggalkan rumahnya untuk mengerjakan gerbang itu. Empu Keleng pun jatuh sakit. Joko Tole, ayahmu sedang sakit, berangkatlah segera ke Majapahit menengok ayahmu, kata Ibu Joko Tole. Joko Tole pun segera menyusul ayahnya di Majapahit. Pekerjaan di bengkel besi diserahkan kepada teman-temannya.

Setelah berjalan melewati beberapa desa, Joko Tole memasuki sebuah hutan yang lebat. Di situ ia bertemu seseorang Selamat datang Joko Tole, seru seorang yang mengenakan ikat kepala dan jubah hitam. Jangan terkejut, aku Adipeday, ayahmu, tambahnya. Joko Tole segera mencium tangan ayahnya.

Ayah Joko Tole menyampaikan bahawa membangun pintu gerbang besi Majapahit tidak mudah dan lama. Ia memberi bunga hutan yang harus dimakan. Kelak akan keluar pateri dari dalam pusar, setelah tubuh Joko Tole dibakar. Bunga hutan itu diterima Joko Tole dan dimakannya. Kemudian Joko Tole meneruskan perjalanannya dan ditemani adiknya bernama Agus Dewi.

Kedua bersaudara ini berjalan beriringan. Mereka asyik berbicara tetapi selalu waspada jika ada ancaman bahaya. Perjalanan mereka menuju pantai untuk menyeberangi selat Madura. Ketika tiba, betapa senangnya mereka melihat perahu. Sang nakhoda memerintahkan awak perahu untuk menyiapkan segalanya, namun ia tidak suka Joko Tole naik ke perahunya. Karena itu ia berbohong dengan mengatakan perahu sudah penuh.

Ternyata perahu itu tidak bisa berlayar, karena kesaktian Joko Tole. Setelah akhirnya Joko Tole dan Agus Dewi diperkenankan naik perahu, barulah perahu itu dapat berlayar.

Daratan pulau Jawa telah nampak. Perahu segera merapat ke dermaga. Tibalah mereka di kota Gresik. Di alun-alun, keduanya didekati oleh seorang lelaki, ia seorang Perdana Menteri yang diperintahkan untuk mencari kedua pemuda itu. Kalian tentu pemuda yang dalam impian raja Gresik. Kata sang perdana Menteri itu. Raja Gresik sangat gembira melihat kedatangan kedua anak muda itu. Keduanya dianggap anak sendiri. Setelah beberapa hari mereka tinggal di istana Gresik, Joko Tole mohon diri untuk menengok ayahnya yang sedang sakit. Sedang Agus Dewi tetap tinggal di istana, dan kelak akan dinikahkan dengan puteri kerajaan dan bertahta menjadi raja di Gresik.

Setelah Joko Tole sampai di Majapahit. Ia bertemu dengan Empu Keleng. Mereka saling melepaskan rindu. Sementara itu, Sang raja Brawijaya kecewa karena pintu gerbang belum beres. Saya minta laporan kenapa pekerjaan kalian belum siap? sabda sang Raja. Semua pandai besi terdiam. Kalian harus bekerja keras agar besok pagi bisa selesai, sabdanya lagi. Ketika melihat ada anak muda sang raja bertanya, Hai, siapa kamu anak muda? Hamba Joko Tole, anak Empu Keleng. Kata Joko Tole sambil menyembah. Ia menerangkan, hendak membantu ayahnya. Ia pun menyanggupi menyelesaikan pintu gerbang dalam satu malam termasuk dihukum berat, bila tidak menepati janji.

Empu Keleng merasa disambar petir mendengar kesanggupan Joko Tole. Bila tidak berhasil, pasti Joko Tole akan menerima hukuman berat. Sebaliknya para pandai besi sangat girang. Sesudah tengah hari, Joko Tole ke tempat pembangunan pintu gerbang. Bapak-bapak sekalian, aku mempunyai pateri yang sangat hebat. Bakarlah badanku, dari dalam pusarku akan keluar pateri. Jika sudah keluar paterinya rendamkan badanku ke dalam kolam, kata Joko Tole meyakinkan. Badan Joko Tole dibakar dengan kayu, keluarlah benda cair putih dari pusarnya. Bagian-bagian pintu gerbang segera dilekatkan. Akhirnya pintu gerbang yang indah dan megah selesai dalam satu malam.

Raja Brawijaya sangat gembira menyaksikan pintu gerbang itu. Para pandai besi mendapat hadiah. Sedangkan Joko Tole menerima hadiah paling besar berupa perhiasan emas dan perak. Empu Keleng segera pulang ke Madura. Tolong bawalah semua hadiah dari Raja untuk ibu di rumah, kata Joko Tole. Saya akan tetap tinggal di Majapahit. Raja Brawijaya sangat berterima kasih kepada Joko Tole. Ia diangkat menjadi menteri Muda. Namanya diganti menjadi Menteri Kodapanole.

Pada suatu hari, salah seorang Bupati dari Blambangan memberontak Raja Brawijaya. Kau kuperintahkan meredam perlawanan Bupati Blambangan. Tenyata Bupati Blambangan telah melarikan diri ke hutan. Ia akhirnya berhasil menangkap Bupati itu. Raja Brawijaya semakin menaruh kepercayaan kepada Menteri Kodapanole. Ia dinikahkan dengan putri raja. Perayaan pernikahan berlangsung meriah.

Tidak lama kemudian, menteri Kodapanole memohon pulang ke Madura. Ia memerintah sebagai Bupati Sumenep. Ia sangat dicintai rakyatnya. Ayah angkatnya, Empu Keleng diajak untuk tinggal di Kabupaten. Aku ingin membangun desa, kata Empu keleng menolak ajakan secara halus dari Bupati Sumenep itu. Empu Keleng dan istrinya tetap tinggal di desa.

Pada suatu hari menteri Kodapanole sakit keras. Akhirnya ia meninggal dunia. Rakyatnya berkabung. Jenasah menteri Kodapanole dimakamkan di desa Lanjhuk. Sebuah desa yang tidak jauh dari kota Sumenep.
Lanjutkan Membaca...

Legenda Keong Mas


Di Kerajaan Daha, hiduplah dua orang putri yang sangat cantik jelita. Putri nan cantik jelita tersebut bernama Candra Kirana dan Dewi Galuh. Kedua putri Raja tersebut hidup sangat bahagia dan serba kecukupan.

Hingga suatu hari datanglah seorang pangeran yang sangat tampan dari Kerajaan Kahuripan ke Kerajaan Daha. Pangeran tersebut bernama Raden Inu Kertapati. Maksud kedatangannya ke Kerajaan Daha adalah untuk melamar Candra Kirana. Kedatangan Raden Inu Kertapati sangat disambut baik oleh Raja Kertamarta, dan akhirnya Candra Kirana ditunangkan dengan Raden Inu Kertapati.

Pertunangan itu ternyata membuat Dewi Galuh merasa iri. Kerena dia merasa kalau Raden Inu Kertapati lebih cocok untuk dirinya. Oleh karena itu Dewi Galuh lalu pergi ke rumah Nenek Sihir. Dia meminta agar nenek sihir itu menyihir Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikkan dan dijauhkan dari Raden Inu. Nenek Sihir pun menyetujui permintaan Dewi Galuh, dan menyihir Candra Kirana menjadi Keong Emas, lalu membuangnya ke sungai.

Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut dalam jalanya tersebut. Keong Emas itu lalu dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan. Besoknya nenek itu mencari ikan lagi di sungai, tetapi tak mendapat ikan seekorpun. Kemudian Nenek tersebut memutuskan untuk pulang saja, sesampainya di rumah ia sangat kaget sekali, karena di meja sudah tersedia masakan yang sangat enak-enak. Si nenek bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa yang memgirim masakan ini.

Begitu pula hari-hari berikutnya si nenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek ingin mengintip apa yang terjadi pada saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu lalu berpura-pura pergi ke sungai untuk mencari ikan seperti biasanya, lalu pergi ke belakang rumah untuk mengintipnya. Setelah beberapa saat, si nenek sangat terkejut. Karena keong emas yang ada ditempayan berubah wujud menjadi gadis cantik. Gadis tersebut lalu memasak dan menyiapkan masakan tersebut di meja. Karena merasa penasaran, lalu nenek tersebut memberanikan diri untuk menegur putri nan cantik itu. “Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?”, tanya si nenek. "Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku", kata keong emas. Setelah menjawab pertanyaan dari nenek, Candra Kirana berubah lagi menjadi Keong Emas, dan nenek sangat terheran-heran.

Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra kirana menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya padahal raden Inu diberikan arah yang salah. Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu.

Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu menjadi asap. Akhirnya Raden Inu diberitahu dimana Candra Kirana berada, disuruhnya raden itu pergi kedesa dadapan. Setelah berjalan berhari-hari sampailah ia kedesa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Di gubuk itu ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihat Candra Kirana sedang memasak. Akhirnya sihir dari nenek sihir pun hilang karena perjumpaan itu. Akhirnya Raden Inu memboyong tunangannya beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Baginda Kertamarta.

Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi Galuh merasa takut, maka dia melarikan diri ke hutan. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapati pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat meriah. Akhirnya mereka hidup bahagia.

Sumber : http://www.ceritaanak.org/

Lanjutkan Membaca...

Tuesday, 5 January 2010

Legenda danau Toba


Dongeng dan cerita rakyat tentang legenda asal usul danau toba sepertinya menjadi cerita yang menarik untuk dibicarakan. Karena pada dasarnya sejarah tentang terbentuknya danau toba ini cukup unik. So, gak adanya kan utk sedikit menyinggung proses pembentukan danau toba dari sisi cerita rakyat atau biasa disebut Legenda. Untuk membaca legenda sejarah terjadinya danau toba , silakan baca saja artikel singkat dibawah ini. Semoga Bermanfaat.

Tersebutlah seorang pemuda yatim piatu yang miskin. Ia tinggal seorang diri di bagian Utara Pulau Sumatra yang sangat kering. Ia hidup dengan bertani dan memancing ikan.

Suatu hari, ia memancing dan mendapatkan ikan tangkapan yang aneh. Ikan itu besar dan sangat indah. Warnanya keemasan. Ia lalu melepas pancingnya dan memegangi ikan itu. Tetapi saat tersentuh tangannya, ikan itu berubah menjadi seorang putri yang cantik! Ternyata ia adalah ikan yang sedang dikutuk para dewa karena telah melanggar suatu larangan. Telah disuratkan, jika ia tersentuh tangan, ia akan berubah bentuk menjadi seperti makhluk apa yang menyentuhnya. Karena ia disentuh manusia, maka ia juga berubah menjadi manusia.

Pemuda itu lalu meminang putri ikan itu. Putri ikan itu menganggukan kepalanya tanda bersedia.

“Namun aku punya satu permintaan, kakanda.” katanya.

“Aku bersedia menjadi istri kakanda, asalkan kakanda mau menjaga rahasiaku bahwa aku berasal dari seekor ikan.”

“Baiklah, Adinda. Aku akan menjaga rahasia itu.” kata pemuda itu.

Akhirnya mereka menikah dan dikaruniai seorang bayi laki-laki yang lucu. Namun ketika beranjak besar, si Anak ini selalu merasa lapar. Walapun sudah banyak makan-makanan yang masuk kemulutnya, ia tak pernah merasa kenyang.

Suatu hari, karena begitu laparnya, ia makan semua makanan yang ada di meja, termasuk jatah makan kedua orang tuanya. Sepulang dari ladang, bapaknya yang lapar mendapati meja yang kosong tak ada makanan, marahlah hatinya. Karena lapar dan tak bisa menguasai diri, keluarlah kata-katanya yang kasar.

“Dasar anak keturunan ikan!”

Ia tak menyadari, dengan ucapannya itu, berarti ia sudah membuka rahasia istrinya.

Seketika itu juga, istri dan anaknya hilang dengan gaib. Ia jadi sedih dan sangat menyesal atas perbuatannya. Namun nasi sudah menjadi bubur. Ia tak pernah bisa bertemu kembali dengan istri dan maupun anaknya yang disayanginya itu.

Di tanah bekas pijakan istri dan anaknya itu, tiba-tiba ada mata air menyembur. Airnya makin lama makin besar. Lama-lama menjadi danau. Danau inilah yang kemudian kita kenal sampai sekarang sebagai Danau Toba.

Sumber Referensi :
Dea Rosa, 2007, Seri Mengenal Indonesia – Cerita Rakyat 33 Provinsi dari Aceh sampai Papua, Indonesiatera
Lanjutkan Membaca...

Saturday, 2 January 2010

Humor dan Anekdot Alm Gus Dur

“Gus, kok suka humor terus sih?” tanya seorang yang kagum karena humor Gus Dur selalu berganti-ganti. “Di pesantren, humor itu jadi kegiatan sehari-hari,” jelasnya.
“Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita jadi sehat,” sambungnya. (Gusdur.net, akses 31 Des 2009)

Mengenang jasa dan perjuangannya, berikut saya kumpulkan anekdok-anekdok humoris Gus Dur yang saya ambil dari Gusdur.net dan beberapa sumber di internet.

1. Kaum Almarhum

Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur? Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela “ideologi”nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.

Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur.

“Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi.” Katanya.


2. Berdoa Sebelum Makan

Waktu Gus Dur menjabat Presiden RI, sekali waktu beliau bertemu dengan para romo (pastor) seluruh Keuskupan Agung Semarang. Dan, tak ketinggalan Gus Dur menyelipkan ceritanya. Ini pastor-pastor itu di sebuah negeri senang berburu binatang buas.

Sekali waktu, selesai misa hari Minggu, seorang pastor pergi ke hutan berburu binatang buas. Ia melihat seekor harimau. Langsung sang pastor mengokang senapannya dan menembak: “Dor – dor!” Wah, ternyata tembakannya meleset dan sang harimau balik mengejar sang pastor. Pastor segera berlari mengambil langkah seribu. Tiba-tiba si pastor berhadapan dengan jurang yang dalam. Si pastor langsung berhenti, berlutut, dan mengatupkan tangannya berdoa sebelum diterkam harimau. Berdoa sebelum mati.

Selesai berdoa, sang pastor terheran-heran karena ternyata ia masih hidup, tidak diterkam harimau. Waktu ia menoleh ke kanan, dilihatnya harimau itu berlutut di sampingnya dan berdoa sambil mengatupkan kedua kaki depannya, seperti orang Katolik mengatupkan kedua tangannya ketika sedang berdoa. Si pastor lalu bertanya kepada harimau, “Harimau, kamu kok tidak menerkam saya, malah malah kamu ikut-ikutan berdoa seperti saya. Mengapa?” Jawab harimau: “Ya, saya sedang berdoa. Berdoa sebelum makan!”

*******************************

3. Kuli dan Kyai

Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.

Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: “Lho kenapa Anda berkerumun di sini?”
“Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai.”

*******************************

4. Obrolan Presiden

Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan. Seperti biasa…

Setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.Tidak lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata: “Wah kita sedang berada di atas New York!”

“Itu.. patung Liberty kepegang!”, jawab Clinton dengan bangganya.
Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar. “Tau nggak… kita sedang berada di atas kota Paris!”, katanya dengan sombongnya.

“Wah… kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!”, teriak Gus Dur.
“Lho kok bisa tau sih?” tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat.

Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat…
“Ini… jam tangan saya ilang…”, jawab Gus Dur kalem.

Presiden Indonesia: “Wah… kok bisa tau juga?”
“Itu… menara Eiffel kepegang!”, sahut presiden Perancis tersebut.
Presiden Indonesia (Gus Dur): “Lho kok bisa tau sih?”

*******************************

5. Sate Babi

Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm … babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm … nggg … babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!

*******************************

6. Lagi Asyik Baca….

Bertahun-tahun, saya heran kenapa sih Indonesia “Tidak maju-maju” meski mereka sudah merdeka 60 tahun lebih. Tapi sekarang…saya sudah tahu alasannya. Berdasarkan data statistik:
Jumlah penduduk Indonesia ada 225 juta. 100 juta di antaranya adalah para pensiunan dan anak-anak. Jadi yang kerja cuma 125 juta.

Jumlah pelajar dan mahasiswa adalah 78 juta. Jadi tinggal 47 orang yang kerja. Yang kerja buat pemerintah pusat jadi pegawai negeri ada 31 juta, jadi tinggal 16 juta yang kerja (karena PNS cuma main catur dan baca koran).
Ada 4,5 juta yang jadi TNI dan Polisi. Jadi tinggal 11,5 juta yang kerja (karena TNI dan Polisi tidak ada kerjaan).

Ada lagi yang kerja di pemerintahan daerah dan departemen-departemen lain jumlahnya 10.500.000. Jadi sisanya tinggal 1.000.000. Yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit di seluruh Indonesia ada 888.000. Jadi sisa 112.000 orang saja yang kerja.

Ada 111.998 orang yang di penjara. Jadi tinggal sisa dua orang saja yang masih bisa kerja. Siapa mereka??? Yaaa…tentu saja SAYA dan ANDA! Tapi kan sekarang ANDA lagi asyik baca buku sambil cekikak-cekikik sendiri. Jadi tinggal saya sendiri dong yang kerja!!!! Pantes aja kalau begini Indonesia tidak maju-maju……..!

*******************************

7. Membuang Presiden

Apa akibatnya kalau seorang presiden terlampau lama memegang kekuasaan? Apalagi jika ditambah seringnya ia membohongi rakyatnya sendiri? Tentu rakyat akan protes dan marah, karena menganggap presidennya telah berkhianat.

Tapi ini cerita Gus Dur tentang seorang presiden Filipina yang punya tiga orang anak. Merasa ayah mereka adalah orang nomor satu di negerinya, anak-anal sang presiden pun lantas bertingkah neko-neko.

Anak kedua presiden ingin mencari popularitas dengan menyebarkan jutaan lembar uang kertas pecahan 5 peso dari sebuah pesawat terbang.
Kakaknya tak mau kalah pamor. Dengan pesawat yang digunakan adiknya sebelumnya, sang kakak menyebarkan jumlah uang jauh lebih banyak dari adiknya.

Anak perempuan presiden juga ingin populer, tapi tidak mau meniru cara yang dilakukan oleh kedua kakaknya. Karena bingung, ia pun bertanya kepada pilot pesawat yang ikut menyebarkan uang bersama dua kakaknya itu.

“Mas kapten, aku ingin populer seperti dua kakakku sebelumnya, tapi tindakan populer apa yang bisa membahagiakan rakyat?”
“Gampang sekali: Buang saja ayah nona dari atas pesawat.”

*******************************

8. Becak, Dilarang Masuk

Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan Mahfud MD tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.

Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “Becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.

“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tak boleh masuk jalan ini,” bentak Pak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak.

“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itukan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak Pak polisi lagi.

“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak begini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.

*******************************

9. Argometer Japan yang Cepat

Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan, tiba-tiba saja ada mobil kencang banget, menyalip taksi tersebut. Dengan bangga si Jepang berteriak, “Aaaah Toyota made in Japan sangat cepat…!”

Enggak lama kemudian mobil lain nyalip juga taksi tersebut. Si Jepang teriak lagi “Aaaah Nissan made ini Japan sangat cepat.” Enggak lama kemudian lewat lagi satu mobil menyalip mobil tersebut dan si Jepang teriak lagi “Aaaah Mitsubishi made in Japan sangat cepat…!” Gus Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat si Jepang ini bener-bener nasionalis.Kemudian, sesampainya di bandara, sopir taksi bilang ke si Jepang.

Supir taksi : “100 dolar please…”
Si Jepang : 100 dolars…?! Its not that far from the hotel…!!”
Gus Dur : “Aaaah… Argometer made ini Japan kan sangat cepat sekali!!”

*******************************

10. Pikiran porno

Dalam suatu kesempatan Gus Dur mengeluarkan sebuah pernyataan yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menghina. Namun dengan itu bagian dari upaya Gus Dur menyampaikan joke.”Alquran itu kita suci yang paling porno. Ya kan bener, di dalamnya ada kalimat menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya udah, cabul kan?”
Mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu sebagian masih ada yang merasa diresahkan. Masa sih ulama yang terkenal wali kaya gitu? Maka, di lain waktu Gus Dur mengulangi penjelasannya dengan memilih bahasa yang lebih sopan.
“Maksudnya, itu ayat jadi porno kalau yang baca lagi punya pikiran yang ngeres. Kalau nggak, ya udah. Berarti beres.”
Masih nggak puas. Karenanya pertanyaan berikutnya segera menyusul. “Tapi Gus, Alquran kan bahasanya sopan?”
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri gara-gara pikirannya itu,” jawab Gus Dur.


Sumber : http://nusantaranews.wordpress.com/

Lanjutkan Membaca...
 

History Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template