Friday 9 April 2010

Simbol Nasionalisme dari Zaman Hindu-Buddha


Gajah Mada adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai sumber mitologi, kitab, dan prasasti dari zaman Jawa Kuno, ia memulai karirnya tahun 1313, dan semakin menanjak setelah peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang mengangkatnya sebagai Patih. Ia menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.

Sumpah Palapa

Gajah Mada terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam Pararaton. Ia menyatakan tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara.
ketika ia diangkat menjadi Mahapatih pada 1258 Saka (1336 M) Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang berisi bahwa ia akan menikmati palapa atau rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan duniawi) bila telah berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat dalam kitab Pararaton dalam teks Jawa Pertengahan yang berbunyi sebagai berikut


"Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa"

yang artinya "Beliau, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa ".

KOntroversi Maha Patih Gajah Mada

Dalam Kidung Sunda diceritakan bahwa Perang Bubat (1357) bermula saat Prabu Hayam Wuruk mulai melakukan langkah-langkah diplomasi dengan hendak menikahi Dyah Pitaloka putri Sunda sebagai permaisuri. Lamaran Prabu Hayam Wuruk diterima pihak Kerajaan Sunda, dan rombongan besar Kerajaan Sunda datang ke Majapahit untuk melangsungkan pernikahan agung itu. Gajah Mada yang menginginkan Sunda takluk, memaksa menginginkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit. Akibat penolakan pihak Sunda mengenai hal ini, terjadilah pertempuran tidak seimbang antara pasukan Majapahit dan rombongan Sunda di Bubat yang saat itu menjadi tempat penginapan rombongan Sunda. Dyah Pitaloka bunuh diri setelah ayahanda dan seluruh rombongannya gugur dalam pertempuran. Akibat peristiwa itu langkah-langkah diplomasi Hayam Wuruk gagal dan Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya karena dipandang lebih menginginkan pencapaiannya dengan jalan melakukan invasi militer padahal hal ini tidak boleh dilakukan.

Namun atas jasa-jasanya yang begitu besar Hayam Wuruk menganugerahkan dukuh "Madakaripura" yang berpemandangan indah di Tongas, Probolinggo, kepada Gajah Mada. Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa pada 1359, Gajah Mada diangkat kembali sebagai patih; hanya saja ia memerintah dari Madakaripura.

Namun ada sumber lain ang menyebutkan bahwa Gajah Mada memilih mundur dari jabatannya dan bertapa di Madakaripura, hal itu dilakukannya karena ia merasa bersalah telah menyerang raja Sunda



Tidak ada informasi dalam sumber sejarah yang tersedia saat pada awal kehidupannya, kecuali bahwa ia dilahirkan sebagai seorang biasa yang naik dalam awal karirnya menjadi Begelen atau setingkat kepala pasukan Bhayangkara pada Raja Jayanagara (1309-1328) terdapat sumber yang mengatakan bahwa Gajah Mada bernama lahir Mada sedangkan nama Gajah Mada kemungkinan merupakan nama sejak menjabat sebagai patih. Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih secara resmi oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi (1328-1351) yang waktu itu telah memerintah Majapahit setelah terbunuhnya Jayanagara, Ia juga berkedudukan sebagai pengaas pelaksana UU Rajaagar berjalan dengan baik





Gajah Mada Saat Ini

1.Pada masa awal kemerdekaan, Presiden Soekarno sering menyebut sumpah Gajah Mada sebagai inspirasi dan merupakan bukti bahwa bangsa Indonesia dapat bersatu, meskipun meliputi wilayah yang luas dan budaya yang berbeda-beda.

2. Universitas Gajah Mada di Yogyakarta adalah universitas negeri yang dinamakan menurut namanya.

3. Satelit komunikasi Indonesia yang pertama diberi nama satelit Palapa yang merujuk kepada tujuan satelit tersebut yaitu sebagai pemesatu telekomunikasi rakyat Indonesia.

4. Kota-kota di Indonesia banyak yang memiliki jalan Gajah Mada, namun tidak demikian untuk daerah Jawa Barat maupun Banten.


Sumber : Wikipedia, dll

3 comments:

Iswady Wahid on 11 April 2010 at 14:57 said...

ijinkan mengamnkan pertamax. posting yang baik untuk kita agar JAngan Sampai MElupakan sejaRAH.

Unknown on 20 November 2012 at 01:11 said...

bukunya berjudul apa, gan?

Unknown on 20 November 2012 at 01:11 said...
This comment has been removed by the author.

Post a Comment

 

History Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template