Thursday 3 March 2011

The Game of Two Balls

Bola yang dibawa timnas Uruguay

Final Piala Dunia 1930 sungguh epik yang penuh intrik menarik. Uruguay dan Argentina adalah penguasa sepak bola zaman itu dan saling berseteru. tak heran jika ribuan pendukung Argentina rela meyeberagi River Plate agar bisa hadir di Estadio Centenario. Beberapa hari mereka harus mengubur impian karena terjebak kabut tebal di tengah perjalanan.

Jelang pertandingan, atmosfer kian memanas. Para fans Uruguay melancarkan teror yang membuat wasit John Langenus minta jaminan keamanan dan disediakan kapal untuk pergi segera setelah pertandingan usai. Sementara Luis Monti, kapten Argentina, dihantui ancaman pembunuhan.

Situasi panas menjalar ke lapangan. Saat hendak memulai, kedua tim datang dengan bola masing-masing. Adu mulut terjadi. Kedua belah pihak berkeras ingin bolanya dipakai dalam pertandingan itu. Karena sama-sama keras kepala, adu argumentasi berlangsung hingga beberapa saat.

Di tengah situasi ini, Langenus tampil ke muka. "Begini saja. Kita akan memakai kedua bola. Bola Argentina pada babak pertama dan bola Uruguay pada babak kedua. Adil, kan ??" ucap dia.

Keadilan ala Langenus itu disetujui kedua belah pihak. Jadilah final itu menjadi the game of two balls. Hasilnya pun "adil". Argentina, dengan memakai bola mereka, berhasil unggul 2-1 hingga turun minum. Sementara babak kedua yang memakai bola Uruguay berhasil dimenangi tuan rumah. Jose Nasazzi cs. mampu menceploskan 3 gol tanpa balas.

Gara-gara insiden bola dan hasil yang diperoleh kedua tim di kedua babak, banyak pihak menamai final itu sebagai "the game of two halves". Satu babak milik Argentina, dan satu lagi milik Uruguay. Namun, trofi Jules Rimet tentu saja hanya milik sang tuan rumah.

Sumber : Kaskus

0 comments:

Post a Comment

 

History Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template